REDAKSI LINTAS, BARABAI – Dalam rangka meningkatkan ekonomi warga masyarakat Hapulang, Satgas TMMD ke-116 Kodim 1002/HST bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kab.Hulu Sungai Tengah menggelar penyuluhan Perikanan, Kamis (18/05).
Dalam kesempatan tersebut pemateri Bayu Pramesti, S.Md.Pi. menyampaikan tentang budidaya ikan nila.
“Hal pertama yang perlu disiapkan yaitu Memilih bibit yang sesuai untuk budidaya ikan nila sangatlah penting. Umumnya benih yang digunakan berjenis kelamin jantan atau monosex, karena pertumbuhannya 40% lebih cepat dibandingkan benih betina.
Kedua Pemilihan Tanah Budidaya Ikan Nila, Perhatikan jenis tanah yang akan digunakan sebagai kolam, setiap jenis tanah memiliki keunggulan masing-masing.
Biasanya, jenis tanah liat atau lempung yang paling cocok. Karakteristik tanah yang tidak berporus, mampu menahan massa air dengan baik. Selain itu, jenis tanah liat atau lempung dapat dimanfaatkan sebagai dinding kolam.
Kemiringan tanah juga memiliki peran dalam kelancaran budidaya agar pengairan bisa lebih mudah dengan bantuan gravitasi. Kemiringan tanah yang optimal sekitar 3-5%.
Ketiga Kualitas Sumber Air, Pemilihan sumber air harus diseleksi dengan benar agar hasil panen menjadi ikan nila unggulan. Pastikan air tidak tercemar zat kimia yang beracun dan berwarna hijau/kecoklatan. Sumber air yang bagus, mengandung plankton, yaitu pakan alami ikan nila. Bapak/Ibu bisa memastikan kekeruhan air terjaga dengan menggunakan secchi disk. Biasanya angka kecerahan menunjukkan 20-30cm.
Keempat Persiapan Kolam Ikan Nila, Kolam yang sudah dibuat baiknya juga tidak langsung digunakan. Pengisian air kolam lebih baik dilakukan secara bertahap agar termineralisasi dengan baik. Media perairan yang sehat dan siap digunakan terlihat dari adanya jentik serangga, cacing atau anak seafood di dasar kolam. Lakukan langkah berikut sebelum menebar benih ikan nila.
Dua minggu sebelum digunakan, keringkan dan jemur dasar kolam selama beberapa hari. Bersihkan, cangkul dan ratakan tanah dasar kolam. Perbaiki pH tanah dasar kolam dengan memberi pupuk. Takarannya: kapur tohor (CaO) sebanyak 100-300 kg/ha atau kapur pertanian sebanyak 500-1000 kg/ha untuk pH 6.
Beri pupuk kandang (organik) sebanyak 1-2 ton/ha dengan cara ditabur dan diaduk untuk memperbaiki kesuburan tanah. Isi kolam dengan ketinggian air 5-10cm, lalu biarkan selama 2-3 hari. Setelah itu, tambahkan air hingga ketinggian 75-100cm.
Ketika mulai muncul fitoplankton di air (berwarna kuning kehijauan), kolam sudah siap digunakan.
Kelima Penebaran Benih Ikan Nila, Setelah kolam siap digunakan, saatnya menebar benih ikan nila. Baiknya memakai teknik aklimatisasi supaya benih bisa menyesuaikan diri dengan media perairan dan tidak kaget dengan perbedaan suhu, tekanan, ph, salinitas, dan jumlah oksigen. Kolam budidaya yang sudah ditebar benih jangan ditinggal begitu saja. Harus terus dijaga, diawasi dan dirawat.
Keenam Pemeliharaan Ikan Nila, Jaga kualitas air kolam secara berkala. Lakukan pengujian parameter tertentu, seperti kadar oksigen. Jika menurun, cepat perbaiki dengan meningkatkan sirkulasi air. Apabila kadar asam sulfat dan amonia dalam air tidak seimbang, akan timbul bau busuk pada kolam. Ganti ⅓ air kolam dengan air baru.
Dan yang ketujuh Panen Ikan Nila, Umumnya ikan nila yang paling banyak dicari adalah yang berukuran 300-500 gram per ekor. Dengan penebaran benih ukuran 10-20 gram per ekor, biasanya membutuhkan waktu 4-6 bulan untuk panen ikan nila,” bebernya (Pendim/RL).