REDAKSI LINTAS, BANJARMASIN – Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalimantan Selatan (Dispora Kalsel) kembali menggelar uji kebugaran atlet pelajar dalam program Sentra Pembinaan Olahraga Pelajar Daerah (Spobda) dan Sentra Pembinaan Olahraga Pelajar Nasional (Spobnas), Selasa (24/6/2025). Kegiatan ini dilangsungkan di SKB Mulawarman Banjarmasin dengan melibatkan puluhan atlet dari berbagai cabang olahraga (cabor).
Pelaksana Tugas (Plt) Kadispora Kalsel M. Fitri Hernadi melalui Kasi Pengelolaan Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Asfia Urrahman, menyampaikan bahwa tes kebugaran kali ini menunjukkan hasil yang menggembirakan.
“Dibandingkan tes sebelumnya, ada peningkatan performa atlet. Ini menunjukkan bahwa program pembinaan dan latihan yang dilakukan beberapa bulan terakhir mulai menampakkan hasilnya,” ujarnya.
Tes dilakukan dalam satu hari, dan akan dilanjutkan ke Kabupaten Tanah Laut untuk menjangkau atlet Spobda yang tidak dapat hadir di Banjarmasin karena kendala jarak.
Total sekitar 50 lebih atlet dari berbagai cabor di Banjarmasin dan Batola mengikuti uji kebugaran ini. Terdapat 17 cabang olahraga yang terlibat, terutama cabor-cabor terukur, bela diri, dan akurasi seperti
Atletik, renang, angkat besi, Gulat, judo, tinju, sambo, pencak silat, Panahan. Cabor permainan belum banyak terlihat dalam seleksi kali ini.
Asfia juga menyinggung tentang proses seleksi atlet untuk Spobnas, yang berlangsung ketat karena persyaratan dari Kemenpora cukup berat.
“Kami hanya dapat tiga pendaftar untuk pencak silat, padahal hanya dibutuhkan dua. Ini karena persyaratan usia dan prestasi sangat ketat, khususnya untuk kelahiran 2010. Ini yang membedakan antara Spobda, Spobnas, dan PPLP,” jelasnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Iman Imanuddin, konsultan olahraga dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang melakukan observasi langsung terhadap uji kebugaran.
“Secara kasat mata ada peningkatan. Tapi untuk lebih akurat, tentu kita perlu membandingkan data tes saat ini dengan data sebelumnya. Dari situ bisa kita lihat apakah program latihan sudah berjalan efektif atau perlu evaluasi,” kata Iman
Iman juga mengingatkan agar raihan prestasi di tingkat lokal jangan membuat terlena.
“Kalau dibandingkan daerah maju seperti Jawa, posisi atlet pelajar Kalsel baru sekitar 80%. Ini yang harus kita kejar. Raihan emas di sini belum tentu setara dengan standar nasional,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas pelatih dan keberlanjutan program pembinaan atlet usia dini.
“Kualitas pelatih adalah ujung tombak. Pemerintah harus aktif mengadakan penataran, mendatangkan ahli, serta memberikan pemahaman tentang pembuatan dan pelaksanaan program latihan yang benar,” pesannya.
Ia juga menyoroti pentingnya kalender kejuaraan yang konsisten, sebagai acuan bagi pelatih dan atlet dalam menargetkan performa puncak. (MC Kalsel/tgh/RL)