REDAKSI LINTAS, BANJARBARU – Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Dishut Kalsel) menggelar Temu Usaha Kelompok Tani Hutan (KTH) pada 17–18 November 2025 di salah satu hotel Banjarbaru. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta, yang terdiri atas pengelola KTH kopi dan mete, penyuluh kehutanan, serta pelaksana RHL BPDAS Barito dari wilayah KPH Tabalong, KPH Hulu Sungai, KPH Tanah Laut, dan Tahura Sultan Adam.
Temu usaha ini merupakan tindak lanjut dari hasil penanaman RHL, rehabilitasi DAS, dan penghijauan dengan jenis tanaman mete dan kopi di kawasan hutan yang saat ini telah mulai menghasilkan buah.
Kepala Dishut Kalsel, Fathimatuzzahra mengatakan dalam giat temu tersebut Dinas Kehutanan menghadirkan narasumber berkompeten di bidang budidaya kopi dan mete, seperti Sugiharto, sebagai praktisi pengolahan kopi dan Teguh, sebagai praktisi budidaya serta pengolahan mete. Dishut Kalsel, turut menggandeng pihak swasta dari PT Herbo Mandiri Group untuk memberikan materi mengenai peluang pemasaran kopi di Kalimantan Selatan.
“Peningkatan nilai ekonomi hutan merupakan indikator penting dalam pembangunan kehutanan. Berdasarkan data KLHK tahun 2022, Kalimantan Selatan masih memiliki 487.457 hektare lahan kritis. Sejak 2016, upaya rehabilitasi telah dilakukan melalui penanaman seluas 168.086 hektare dan sebagian kawasan tersebut kini menghasilkan komoditas unggulan seperti kopi dan mete. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas KTH sangat penting agar hasil tanaman tersebut benar-benar memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” kata Fathimatuzzahra, Rabu (19/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, Fathimatuzzahra juga mengapresiasi BPDAS Barito yang telah memfasilitasi terlaksananya Temu Usaha KTH Kalsel tahun 2025 untuk mendorong berharap peningkatan kemampuan KTH dalam mengelola komoditas kopi dan mete secara lebih profesional serta mendorong penerapan ilmu yang diperoleh di lapangan masing-masing.
“Melalui kegiatan ini, pemerintah berharap tercipta penguatan kolaborasi antara pemerintah, kelompok tani, dan mitra usaha dalam pengembangan kopi dan mete di Kalimantan Selatan. Temu Usaha KTH 2025 menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas petani, membuka peluang kemitraan, dan memperkuat ekonomi hasil hutan rakyat secara berkelanjutan” ujarnya.
Dalam kegiatan Temu Usaha KTH ini, para peserta diajak berkunjung ke dua lokasi yakni ke Desa Bunglai untuk melihat pengelolaan tanaman mete, serta ke Desa Mandiangin Timur guna mempelajari pengembangan tanaman kopi yang dikelola oleh KTH Hitam Manis. Kunjungan tersebut memberikan gambaran nyata mengenai praktik budidaya, perawatan, dan kondisi tanaman di lapangan.
Tidak hanya itu, melalui kegiatan tersebut turut dilakasanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dan Koperasi Merah Putih Desa Jatisari, Kabupaten Wonogiri.
MoU ini mencakup kerja sama pengembangan tanaman mete mulai dari rantai nilai hasil hutan bukan kayu (HHBK), pertukaran informasi teknis, pelatihan dan pendampingan, hingga peluang pemasaran dan inovasi produk turunan. (MC Kalsel/RL)










