REDAKSI LINTAS, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) beserta Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam kembali memperkuat upaya pengurangan risiko bencana di Kalimantan Selatan.
Tahun ini, Kemensos membentuk dua Kampung Siaga Bencana (KSB) masing-masing di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, lengkap dengan pelatihan, simulasi, hingga penyediaan lumbung sosial.
Plh. Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Achmadi, menyampaikan bahwa kegiatan dilaksanakan di Desa Batulaki, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada 12–14 November 2025 dengan 60 peserta.
Selain pembentukan KSB, juga digelar Tagana Masuk Sekolah (TMS) di lima sekolah terdekat dengan total sekitar 650 pelajar dari tingkat SD hingga SMA. Kegiatan TMS meliputi sosialisasi, edukasi kesiapsiagaan, hingga simulasi penanganan bencana.
“Di Batulaki terdapat tiga rangkaian utama, yaitu pembentukan KSB, Tagana Masuk Sekolah, dan pembentukan lumbung sosial. Lumbung sosial dilengkapi peralatan rumah tangga, peralatan posko, genset, mesin senso, hingga bantuan lauk-pauk. Ini menjadi pos pertama dalam menyediakan bantuan darurat saat terjadi bencana,” kata Achmadi, Banjarmasin, Jumat (21/11/2025).
Kegiatan serupa juga digelar di Desa Kayu Rabah, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, pada 17–19 November 2025. Sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan, simulasi penanggulangan bencana, hingga pengukuhan pengurus KSB. TMS juga dilaksanakan di lima sekolah terdekat.
Total bantuan lumbung sosial di lokasi kedua senilai Rp176 juta, diserahkan oleh perwakilan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam kepada pemerintah daerah.
Achmadi menjelaskan bahwa peserta KSB dilatih untuk menjalankan tugas sesuai fungsi masing-masing, mulai dari kesehatan, evakuasi, posko, pendataan, dapur umum, hingga Vertical Rescue.
“Mereka sudah diajarkan cara mendirikan tenda, melakukan evakuasi dengan perahu karet, hingga pengelolaan dapur umum lapangan. Ketika terjadi bencana, mereka akan bertugas berdasarkan SK kepala daerah sehingga tidak tumpang tindih,” ujarnya.
Saat ini di Kalimantan Selatan telah terbentuk 24 KSB, 46 lumbung sosial, serta 3 Kawasan Siaga Bencana (KWSB). Pembentukan KSB baru ini bertujuan memperkuat kesiapsiagaan di wilayah yang belum pernah mengalami bencana besar namun memiliki potensi kerawanan.
“Kita berharap bencana tidak terjadi. Namun kesiapsiagaan tetap penting, sehingga ketika situasi darurat muncul, masyarakat sudah siap dan terorganisir,” pungkas Achmadi. (MC Kalsel/RL)










