Warga Hapulang Mendapat Penyuluhan Tentang Bahaya Radikalisme dan Terorisme Oleh Satgas TMMD Ke-116 Kodim 1002/HST

REDAKSI LINTAS, BARABAI – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tidak hanya melaksanakan pembangunan sasaran fisik, tetapi juga melaksanakan program sasaran non fisik berupa penyuluhan bagi warga masyarakat.

Seperti hari ini, Satgas TMMD ke-116 Kodim 1002/HST melaksanakan penyuluhan tentang Penyuluhan Tentang Bahaya Radikalisme dan Terorisme yang disampaikan oleh Danramil 1002-01/Batang Alai Selatan Kapten Inf Subhan, Selasa (16/05).

Mengawali panyuluhan, Kapten Inf Subhan memberikan pemahaman kepada warga masyarakat desa Hapulang kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah bahwa, “Indonesia itu kaya dan besar, yang mana terdiri dari 13.466 pulau, 1.340 suku bangsa, 700 bahasa, serta memiliki sumber daya alam yang melimpah baik di daratan maupun di laut hingga dasar laut. Tentunya, kebesaran dan kekayaan Indonesia harus tetap kita jaga dan rawat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh,” jelas.

Kendati demikian, Kapten Inf Subhan menambahkan, seiring dengan dinamika perkembangan perpolitikan, Ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi global membawa pengaruh kepada situasi dalam negeri Indonesia. Ancaman nyata yang dihadapi saat ini antara lain adalah Terorisme, Radikalisme, Intoleran serta Konflik Identitas (SARA).

“Keempat hal tersebut dapat berujung kepada Disintegrasi Bangsa, oleh karena itu semua elemen anak bangsa harus benar-benar merawat, menjaga dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Mengingat, keempat Pilar tersebutlah yang dapat menjadikan rumah besar yang bernama Indonesia tetap berdiri kokoh dan utuh selamanya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kapten Inf Subhan mengatakan bahwa, Radikalisme dan Terorisme dapat menimbulkan dampak buruk bagi Indonesia, antara lain terjadinya teror dan kekerasan yang menimbulkan keresahan bahkan ketakutan dalam masyarakat, bisa juga menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal, dapat menyebabkan hilangnya harta benda bahkan nyawa sekalipun, terhambatnya perekonomian masyarakat, dan pada akhirnya bisa menimbulkan disintegrasi bangsa.

“Selanjutnya, kelompok radikal memiliki karakteristik tersendiri, seperti tidak toleran dimana tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, fanatik yang keliru yakni selalu merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah, mengekslusifkan diri yakni membedakan diri/memisahkan diri dengan umat lainnya baik intern maupun ekstern, serta bersikap revolusioner yakni cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan mereka,” jelasnya.

Penyebaran paham radikalisme maupun terorisme yakni melalui pendekatan personal yang menyasar keluarga, teman dan orang-orang dekat, melalui forum diskusi seperti kelompok-kelompok kajian, melalui media publikasi yaitu poster, selebaran maupun tabloid, serta melalui Internet yaitu melalui website, Facebook, Instagram, Twitter, Whatshapp, Telegram, Chanel Youtube dan lainnya.

Dikesempatan itu, Penekanan kepada para warga Hapulang, saat ini yang menjadi sasaran serangan paham radikalisme dan terorisme adalah pola pikir atau mind set berupa pertarungan ide, paham, gagasan untuk memengaruhi masyarakat khususnya kaum milenial.

Oleh sebab itu, harus benar-benar dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial atau Internet, mengingat media sosial dan Internet adalah media yang paling mudah dan murah untuk melakukan serangan dan mempengaruhi mind set masyarakat.

“Menjadikan diri kita sebagai anak bangsa yang berpikiran positif dan terbuka serta toleran, kita harus waspada terhadap segala bentuk provokasi dan hasutan yang membenturkan agama satu dengan agama yang lain ataupun sesama agama, membangun jaringan dalam komunitas positif dan junjung tinggi perdamaian, serta masing-masing kita harus menjalankan aktivitas keagamaan dengan semangat dan jiwa toleransi yang tinggi,” pungkasnya. (Pendim/RL).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *